Peran Perawat Profesional dalam Membangun Citra Perawat
Ideal di Mata Masyarakat
by: anggun megawati puteri
Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan hidup bahkan
merupakan suatu cita-cita bagi sebagian orang. Namun, adapula orang yang
menjadi perawat karena suatu keterpaksaan atau kebetulan, bahkan
menjadikan profesi perawat sebagai alternatif terakhir dalam menentukan
pilihan hidupnya. Terlepas dari semua itu, perawat merupakan suatu
profesi yang mulia. Seorang perawat mengabdikan dirinya untuk menjaga
dan merawat klien tanpa membeda-bedakan mereka dari segi apapun. Setiap
tindakan dan intervensi yang tepat yang dilakukan oleh seorang perawat,
akan sangat berharga bagi nyawa orang lain. Seorang perawat juga
mengemban fungsi dan peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan
keperawatan secara holistik kepada klien. Namun, sudahkah perawat di
Indonesia melakukan tugas mulianya tersebut dengan baik? Bagaimanakah
citra perawat ideal di mata masyarakat?
Perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka pengetahuan masyarakat mengenai dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga kesehatan dan mengkritisi berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan kesehatan. Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat, berpengaruh terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang perawat kian menjadi sorotan. Hal ini tentu saja merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama memberikan pelayanan yang berkualitas agar citra perawat senantiasa baik di mata masyarakat.
Perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka pengetahuan masyarakat mengenai dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga kesehatan dan mengkritisi berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan kesehatan. Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat, berpengaruh terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang perawat kian menjadi sorotan. Hal ini tentu saja merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama memberikan pelayanan yang berkualitas agar citra perawat senantiasa baik di mata masyarakat.
Menjadi seorang perawat ideal bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi untuk membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Hal ini dikarenakan kebanyakan masyarakat telah didekatkan dengan citra perawat yang identik dengan sombong, tidak ramah, genit, tidak pintar seperti dokter dan sebagainya. Seperti itulah kira-kira citra perawat di mata masyarakat yang banyak digambarkan di televisi melalui sinetron-sinetron tidak mendidik. Untuk mengubah citra perawat seperti yang banyak digambarkan masyarakat memang tidak mudah, tapi itu merupakan suatu keharusan bagi semua perawat, terutama seorang perawat profesional. Seorang perawat profesional seharusnya dapat menjadi sosok perawat ideal yang senantiasa menjadi role model bagi perawat vokasional dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini dikarenakan perawat profesional memiliki pendidikan yang lebih tinggi sehingga ia lebih matang dari segi konsep, teori, dan aplikasi. Namun, hal itu belum menjadi jaminan bagi perawat untuk dapat menjadi perawat yang ideal karena begitu banyak aspek yang harus dimiliki oleh seorang perawat ideal di mata masyarakat.
Perawat yang ideal adalah perawat yang baik. Begitulah kebanyakan
orang menjawab ketika ditanya mengenai bagaimana sosok perawat ideal di
mata mereka. Mungkin kedengarannya sangat sederhana. Namun, di balik
semua itu, pernyataan tersebut memiliki makna yang besar. Masyarakat
ternyata sangat mengharapkan perawat dapat bersikap baik dalam arti
lembut, sabar, penyayang, ramah, sopan dan santun saat memberikan asuhan
keperawatan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang masih menemukan perilaku kurang baik yang dilakukan oleh seorang perawat terhadap klien saat menjalankan tugasnya di rumah sakit. Hal itu memang sangat disayangkan karena bisa membuat citra perawat menjadi tidak baik di mata masyarakat. Ternyata memang hal-hal seperti itulah yang memunculkan jawaban demikian dari masyarakat.
Untuk menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan kompetensi
yang baik dalam hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat.
Seorang perawat profesional haruslah mampu menjalankan peran dan
fungsinya dengan baik. Adapun peran perawat diantaranya ialah pemberi
perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat klien,
manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh,
dan peran karier. Semua peran tersebut sangatlah berpengaruh dalam
membangun citra perawat di masyarakat. Namun, disini saya akan
menekankan peran yang menurut saya paling penting dalam membangun citra
perawat ideal di mata masyarakat. Peran–peran tersebut diantaranya ialah
peran sebagai pemberi perawatan, peran sebagai pemberi kenyaman dan
peran sebagai komunikator.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan merupakan peran yang paling
utama bagi seorang perawat. Perawat profesional yang dapat memberikan
asuhan keperawatan dengan baik dan terampil akan membangun citra
keperawatan menjadi lebih baik di mata masyarakat. Saat ini, perawat
vokasional memang masih mendominasi praktik keperawatan di rumah sakit
maupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya. Tidak dapat dipungkiri
bahwa perawat vokasional memiliki kemampuan aplikasi yang baik dalam
melakukan praktik keperawatan. Namun, perawat vokasional memiliki
pengetahuan teoritis yang lebih terbatas jika dibandingkan dengan
perawat profesional. Dengan semakin banyaknya jumlah perawat profesional
saat ini, diharapkan dapat melengkapi kompetensi yang dimiliki oleh
perawat vokasional. Seorang perawat profesional harus memahami landasan
teoritis dalam melakukan praktik keperawatan. Landasan teoritis tersebut
akan sangat berguna bagi perawat profesional saat menjelaskan maksud
dan tujuan dari asuhan keperawatan yang diberikan secara rasional kepada
klien. Hal ini tentu saja akan membawa dampak baik bagi terciptanya
citra perawat ideal di mata masyarakat yaitu perawat yang cerdas,
terampil dan profesional.
Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri manusia.
Masyarakat yang menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki
kebutuhan yang relatif terhadap rasa nyaman. Mereka mengharapkan perawat
dapat memenuhi kebutuhan rasa nyaman mereka. Oleh karena itu, peran
perawat sebagai pemberi kenyamanan, merupakan suatu peran yang cukup
penting bagi terciptanya suatu citra keperawatan yang baik. Seorang
perawat profesional diharapkan mampu menciptakan kenyamanan bagi klien
saat klien menjalani perawatan. Perawat profesional juga seharusnya
mampu mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dalam diri klien akan
rasa nyaman. Kenyamanan yang tercipta akan membantu klien dalam proses
penyembuhan, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat. Pemberian
rasa nyaman yang diberikan perawat kepada klien dapat berupa sikap atau
perilaku yang ditunjukkan dengan sikap peduli, sikap ramah, sikap sopan,
dan sikap empati yang ditunjukkan perawat kepada klien pada saat
memberikan asuhan keperawatan. Memanggil klien dengan namanya merupakan
salah satu bentuk interaksi yang dapat menciptakan kenyamanan bagi klien
dalam menjalani perawatan. Klien akan merasa nyaman dan tidak merasa
asing di rumah sakit. Perilaku itu juga dapat menciptakan citra perawat
yang ideal di mata klien itu sendiri karena klien mendapatkan rasa
nyaman seperti apa yang diharapkannya.
Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap
citra perawat di mata masyarakat. Masyarakat sangat mengharapkan perawat
dapat menjadi komunikator yang baik. Klien juga manusia yang
membutuhkan interaksi pada saat ia menjalani asuhan keperawatan.
Interaksi verbal yang dilakukan dengan perawat sedikit banyak akan
berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan klien. Keperawatan mencakup
komunikasi dengan klien dan keluarga, antar-sesama perawat dan profesi
kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan komunitas. Kualitas
komunikasi yang dimiliki oleh seorang perawat merupakan faktor yang
menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas.
Sudah seharusnya seorang perawat profesional memiliki kualitas
komunikasi yang baik saat berhadapan dengan klien, keluarga maupun
dengan siapa saja yang membutuhkan informasi mengenai masalah
keperawatan terkait kesehatan klien.
Hal-hal di atas merupakan sebagian kecil gambaran mengenai peran yang
dapat dilakukan oleh seorang perawat profesional dalam membangun citra
perawat ideal di mata masyarakat. Masih banyak lagi hal lain yang dapat
dilakukan oleh seorang perawat profesional untuk menciptakan citra
perawat ideal yang lebih baik lagi di mata masyarakat. Untuk mewujudkan
hal itu, tentu saja diperlukan kompetensi yang memadai, kemauan yang
besar, dan keseriusan dari dalam diri perawat sendiri untuk membangun
citra keperawatan menjadi lebih baik. Perawat yang terampil, cerdas,
baik, komunikatif, dan dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik
sesuai dengan kode etik, tampaknya memang merupakan sosok perawat ideal
di mata masyarakat. Semoga kita dapat menjadi perawat profesional yang
mampu menjadi role model bagi perawat-perawat lain dalam membawa citra
perawat ideal di mata masyarakat. Hidup perawat Indonesia!
Peran Perawat
Profesional untuk pasien..:)
Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan hidup bahkan merupakan
suatu cita-cita bagi sebagian orang. Namun, adapula orang yang menjadi
perawat karena suatu keterpaksaan atau kebetulan, bahkan menjadikan
profesi perawat sebagai alternatif terakhir dalam menentukan pilihan
hidupnya. Terlepas dari semua itu, perawat merupakan suatu profesi yang
mulia. Seorang perawat mengabdikan dirinya untuk menjaga dan merawat
klien tanpa membeda-bedakan mereka dari segi apapun. Setiap tindakan dan
intervensi yang tepat yang dilakukan oleh seorang perawat, akan sangat
berharga bagi nyawa orang lain. Seorang perawat juga mengemban fungsi
dan peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan secara
holistik kepada klien. Namun, sudahkah perawat di Indonesia melakukan
tugas mulianya tersebut dengan baik? Bagaimanakah citra perawat ideal di
mata masyarakat?
Perkembangan
dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka pengetahuan masyarakat
mengenai dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini ditandai dengan
banyaknya masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga
kesehatan dan mengkritisi berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan
kesehatan. Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat, berpengaruh
terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan,
termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang perawat
kian menjadi sorotan. Hal ini tentu saja merupakan tantangan bagi
profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama
memberikan pelayanan yang berkualitas agar citra perawat senantiasa baik
di mata masyarakat.
Menjadi seorang perawat ideal bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi
untuk membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Hal ini
dikarenakan kebanyakan masyarakat telah didekatkan dengan citra perawat
yang identik dengan sombong, tidak ramah, genit, tidak pintar seperti
dokter dan sebagainya. Seperti itulah kira-kira citra perawat di mata
masyarakat yang banyak digambarkan di televisi melalui sinetron-sinetron
tidak mendidik. Untuk mengubah citra perawat seperti yang banyak
digambarkan masyarakat memang tidak mudah, tapi itu merupakan suatu
keharusan bagi semua perawat, terutama seorang perawat profesional.
Seorang perawat profesional seharusnya dapat menjadi sosok perawat ideal
yang senantiasa menjadi role model bagi perawat vokasional dalam
memberikan asuhan keperawatan. Hal ini dikarenakan perawat profesional
memiliki pendidikan yang lebih tinggi sehingga ia lebih matang dari segi
konsep, teori, dan aplikasi. Namun, hal itu belum menjadi jaminan bagi
perawat untuk dapat menjadi perawat yang ideal karena begitu banyak
aspek yang harus dimiliki oleh seorang perawat ideal di mata masyarakat.
Perawat yang ideal adalah perawat yang baik. Begitulah kebanyakan orang
menjawab ketika ditanya mengenai bagaimana sosok perawat ideal di mata
mereka. Mungkin kedengarannya sangat sederhana. Namun, di balik semua
itu, pernyataan tersebut memiliki makna yang besar. Masyarakat ternyata
sangat mengharapkan perawat dapat bersikap baik dalam arti lembut,
sabar, penyayang, ramah, sopan dan santun saat memberikan asuhan
keperawatan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang masih menemukan perilaku kurang
baik yang dilakukan oleh seorang perawat terhadap klien saat
menjalankan tugasnya di rumah sakit. Hal itu memang sangat disayangkan
karena bisa membuat citra perawat menjadi tidak baik di mata masyarakat.
Ternyata memang hal-hal seperti itulah yang memunculkan jawaban
demikian dari masyarakat.
Untuk menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan kompetensi
yang baik dalam hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat.
Seorang perawat profesional haruslah mampu menjalankan peran dan
fungsinya dengan baik. Adapun peran perawat diantaranya ialah pemberi
perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat klien,
manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh,
dan peran karier. Semua peran tersebut sangatlah berpengaruh dalam
membangun citra perawat di masyarakat. Namun, disini saya akan
menekankan peran yang menurut saya paling penting dalam membangun citra
perawat ideal di mata masyarakat. Peran–peran tersebut diantaranya ialah
peran sebagai pemberi perawatan, peran sebagai pemberi kenyaman dan
peran sebagai komunikator.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan merupakan peran yang paling
utama bagi seorang perawat. Perawat profesional yang dapat memberikan
asuhan keperawatan dengan baik dan terampil akan membangun citra
keperawatan menjadi lebih baik di mata masyarakat. Saat ini, perawat
vokasional memang masih mendominasi praktik keperawatan di rumah sakit
maupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya. Tidak dapat dipungkiri
bahwa perawat vokasional memiliki kemampuan aplikasi yang baik dalam
melakukan praktik keperawatan. Namun, perawat vokasional memiliki
pengetahuan teoritis yang lebih terbatas jika dibandingkan dengan
perawat profesional. Dengan semakin banyaknya jumlah perawat profesional
saat ini, diharapkan dapat melengkapi kompetensi yang dimiliki oleh
perawat vokasional. Seorang perawat profesional harus memahami landasan
teoritis dalam melakukan praktik keperawatan. Landasan teoritis tersebut
akan sangat berguna bagi perawat profesional saat menjelaskan maksud
dan tujuan dari asuhan keperawatan yang diberikan secara rasional kepada
klien. Hal ini tentu saja akan membawa dampak baik bagi terciptanya
citra perawat ideal di mata masyarakat yaitu perawat yang cerdas,
terampil dan profesional.
Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri manusia.
Masyarakat yang menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki
kebutuhan yang relatif terhadap rasa nyaman. Mereka mengharapkan perawat
dapat memenuhi kebutuhan rasa nyaman mereka. Oleh karena itu, peran
perawat sebagai pemberi kenyamanan, merupakan suatu peran yang cukup
penting bagi terciptanya suatu citra keperawatan yang baik. Seorang
perawat profesional diharapkan mampu menciptakan kenyamanan bagi klien
saat klien menjalani perawatan. Perawat profesional juga seharusnya
mampu mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dalam diri klien akan
rasa nyaman. Kenyamanan yang tercipta akan membantu klien dalam proses
penyembuhan, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat. Pemberian
rasa nyaman yang diberikan perawat kepada klien dapat berupa sikap atau
perilaku yang ditunjukkan dengan sikap peduli, sikap ramah, sikap sopan,
dan sikap empati yang ditunjukkan perawat kepada klien pada saat
memberikan asuhan keperawatan. Memanggil klien dengan namanya merupakan
salah satu bentuk interaksi yang dapat menciptakan kenyamanan bagi klien
dalam menjalani perawatan. Klien akan merasa nyaman dan tidak merasa
asing di rumah sakit. Perilaku itu juga dapat menciptakan citra perawat
yang ideal di mata klien itu sendiri karena klien mendapatkan rasa
nyaman seperti apa yang diharapkannya.
Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap citra
perawat di mata masyarakat. Masyarakat sangat mengharapkan perawat
dapat menjadi komunikator yang baik. Klien juga manusia yang membutuhkan
interaksi pada saat ia menjalani asuhan keperawatan. Interaksi verbal
yang dilakukan dengan perawat sedikit banyak akan berpengaruh terhadap
peningkatan kesehatan klien. Keperawatan mencakup komunikasi dengan
klien dan keluarga, antar-sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya,
serta sumber informasi dan komunitas. Kualitas komunikasi yang dimiliki
oleh seorang perawat merupakan faktor yang menentukan dalam memenuhi
kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas. Sudah seharusnya seorang
perawat profesional memiliki kualitas komunikasi yang baik saat
berhadapan dengan klien, keluarga maupun dengan siapa saja yang
membutuhkan informasi mengenai masalah keperawatan terkait kesehatan
klien.
Hal-hal di atas merupakan sebagian kecil gambaran mengenai peran yang
dapat dilakukan oleh seorang perawat profesional dalam membangun citra
perawat ideal di mata masyarakat. Masih banyak lagi hal lain yang dapat
dilakukan oleh seorang perawat profesional untuk menciptakan citra
perawat ideal yang lebih baik lagi di mata masyarakat. Untuk mewujudkan
hal itu, tentu saja diperlukan kompetensi yang memadai, kemauan yang
besar, dan keseriusan dari dalam diri perawat sendiri untuk membangun
citra keperawatan menjadi lebih baik. Perawat yang terampil, cerdas,
baik, komunikatif, dan dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik
sesuai dengan kode etik, tampaknya memang merupakan sosok perawat ideal
di mata masyarakat. Semoga kita dapat menjadi perawat profesional yang
mampu menjadi role model bagi perawat-perawat lain dalam membawa citra
perawat ideal di mata masyarakat. Hidup perawat Indonesia!
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Peran Perawat
Profesional untuk pasien..:)
Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan hidup bahkan merupakan
suatu cita-cita bagi sebagian orang. Namun, adapula orang yang menjadi
perawat karena suatu keterpaksaan atau kebetulan, bahkan menjadikan
profesi perawat sebagai alternatif terakhir dalam menentukan pilihan
hidupnya. Terlepas dari semua itu, perawat merupakan suatu profesi yang
mulia. Seorang perawat mengabdikan dirinya untuk menjaga dan merawat
klien tanpa membeda-bedakan mereka dari segi apapun. Setiap tindakan dan
intervensi yang tepat yang dilakukan oleh seorang perawat, akan sangat
berharga bagi nyawa orang lain. Seorang perawat juga mengemban fungsi
dan peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan secara
holistik kepada klien. Namun, sudahkah perawat di Indonesia melakukan
tugas mulianya tersebut dengan baik? Bagaimanakah citra perawat ideal di
mata masyarakat?
Perkembangan
dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka pengetahuan masyarakat
mengenai dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini ditandai dengan
banyaknya masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga
kesehatan dan mengkritisi berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan
kesehatan. Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat, berpengaruh
terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan,
termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang perawat
kian menjadi sorotan. Hal ini tentu saja merupakan tantangan bagi
profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama
memberikan pelayanan yang berkualitas agar citra perawat senantiasa baik
di mata masyarakat.
Menjadi seorang perawat ideal bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi
untuk membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Hal ini
dikarenakan kebanyakan masyarakat telah didekatkan dengan citra perawat
yang identik dengan sombong, tidak ramah, genit, tidak pintar seperti
dokter dan sebagainya. Seperti itulah kira-kira citra perawat di mata
masyarakat yang banyak digambarkan di televisi melalui sinetron-sinetron
tidak mendidik. Untuk mengubah citra perawat seperti yang banyak
digambarkan masyarakat memang tidak mudah, tapi itu merupakan suatu
keharusan bagi semua perawat, terutama seorang perawat profesional.
Seorang perawat profesional seharusnya dapat menjadi sosok perawat ideal
yang senantiasa menjadi role model bagi perawat vokasional dalam
memberikan asuhan keperawatan. Hal ini dikarenakan perawat profesional
memiliki pendidikan yang lebih tinggi sehingga ia lebih matang dari segi
konsep, teori, dan aplikasi. Namun, hal itu belum menjadi jaminan bagi
perawat untuk dapat menjadi perawat yang ideal karena begitu banyak
aspek yang harus dimiliki oleh seorang perawat ideal di mata masyarakat.
Perawat yang ideal adalah perawat yang baik. Begitulah kebanyakan orang
menjawab ketika ditanya mengenai bagaimana sosok perawat ideal di mata
mereka. Mungkin kedengarannya sangat sederhana. Namun, di balik semua
itu, pernyataan tersebut memiliki makna yang besar. Masyarakat ternyata
sangat mengharapkan perawat dapat bersikap baik dalam arti lembut,
sabar, penyayang, ramah, sopan dan santun saat memberikan asuhan
keperawatan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang masih menemukan perilaku kurang
baik yang dilakukan oleh seorang perawat terhadap klien saat
menjalankan tugasnya di rumah sakit. Hal itu memang sangat disayangkan
karena bisa membuat citra perawat menjadi tidak baik di mata masyarakat.
Ternyata memang hal-hal seperti itulah yang memunculkan jawaban
demikian dari masyarakat.
Untuk menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan kompetensi
yang baik dalam hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat.
Seorang perawat profesional haruslah mampu menjalankan peran dan
fungsinya dengan baik. Adapun peran perawat diantaranya ialah pemberi
perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat klien,
manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh,
dan peran karier. Semua peran tersebut sangatlah berpengaruh dalam
membangun citra perawat di masyarakat. Namun, disini saya akan
menekankan peran yang menurut saya paling penting dalam membangun citra
perawat ideal di mata masyarakat. Peran–peran tersebut diantaranya ialah
peran sebagai pemberi perawatan, peran sebagai pemberi kenyaman dan
peran sebagai komunikator.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan merupakan peran yang paling
utama bagi seorang perawat. Perawat profesional yang dapat memberikan
asuhan keperawatan dengan baik dan terampil akan membangun citra
keperawatan menjadi lebih baik di mata masyarakat. Saat ini, perawat
vokasional memang masih mendominasi praktik keperawatan di rumah sakit
maupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya. Tidak dapat dipungkiri
bahwa perawat vokasional memiliki kemampuan aplikasi yang baik dalam
melakukan praktik keperawatan. Namun, perawat vokasional memiliki
pengetahuan teoritis yang lebih terbatas jika dibandingkan dengan
perawat profesional. Dengan semakin banyaknya jumlah perawat profesional
saat ini, diharapkan dapat melengkapi kompetensi yang dimiliki oleh
perawat vokasional. Seorang perawat profesional harus memahami landasan
teoritis dalam melakukan praktik keperawatan. Landasan teoritis tersebut
akan sangat berguna bagi perawat profesional saat menjelaskan maksud
dan tujuan dari asuhan keperawatan yang diberikan secara rasional kepada
klien. Hal ini tentu saja akan membawa dampak baik bagi terciptanya
citra perawat ideal di mata masyarakat yaitu perawat yang cerdas,
terampil dan profesional.
Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri manusia.
Masyarakat yang menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki
kebutuhan yang relatif terhadap rasa nyaman. Mereka mengharapkan perawat
dapat memenuhi kebutuhan rasa nyaman mereka. Oleh karena itu, peran
perawat sebagai pemberi kenyamanan, merupakan suatu peran yang cukup
penting bagi terciptanya suatu citra keperawatan yang baik. Seorang
perawat profesional diharapkan mampu menciptakan kenyamanan bagi klien
saat klien menjalani perawatan. Perawat profesional juga seharusnya
mampu mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dalam diri klien akan
rasa nyaman. Kenyamanan yang tercipta akan membantu klien dalam proses
penyembuhan, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat. Pemberian
rasa nyaman yang diberikan perawat kepada klien dapat berupa sikap atau
perilaku yang ditunjukkan dengan sikap peduli, sikap ramah, sikap sopan,
dan sikap empati yang ditunjukkan perawat kepada klien pada saat
memberikan asuhan keperawatan. Memanggil klien dengan namanya merupakan
salah satu bentuk interaksi yang dapat menciptakan kenyamanan bagi klien
dalam menjalani perawatan. Klien akan merasa nyaman dan tidak merasa
asing di rumah sakit. Perilaku itu juga dapat menciptakan citra perawat
yang ideal di mata klien itu sendiri karena klien mendapatkan rasa
nyaman seperti apa yang diharapkannya.
Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap citra
perawat di mata masyarakat. Masyarakat sangat mengharapkan perawat
dapat menjadi komunikator yang baik. Klien juga manusia yang membutuhkan
interaksi pada saat ia menjalani asuhan keperawatan. Interaksi verbal
yang dilakukan dengan perawat sedikit banyak akan berpengaruh terhadap
peningkatan kesehatan klien. Keperawatan mencakup komunikasi dengan
klien dan keluarga, antar-sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya,
serta sumber informasi dan komunitas. Kualitas komunikasi yang dimiliki
oleh seorang perawat merupakan faktor yang menentukan dalam memenuhi
kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas. Sudah seharusnya seorang
perawat profesional memiliki kualitas komunikasi yang baik saat
berhadapan dengan klien, keluarga maupun dengan siapa saja yang
membutuhkan informasi mengenai masalah keperawatan terkait kesehatan
klien.
Hal-hal di atas merupakan sebagian kecil gambaran mengenai peran yang
dapat dilakukan oleh seorang perawat profesional dalam membangun citra
perawat ideal di mata masyarakat. Masih banyak lagi hal lain yang dapat
dilakukan oleh seorang perawat profesional untuk menciptakan citra
perawat ideal yang lebih baik lagi di mata masyarakat. Untuk mewujudkan
hal itu, tentu saja diperlukan kompetensi yang memadai, kemauan yang
besar, dan keseriusan dari dalam diri perawat sendiri untuk membangun
citra keperawatan menjadi lebih baik. Perawat yang terampil, cerdas,
baik, komunikatif, dan dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik
sesuai dengan kode etik, tampaknya memang merupakan sosok perawat ideal
di mata masyarakat. Semoga kita dapat menjadi perawat profesional yang
mampu menjadi role model bagi perawat-perawat lain dalam membawa citra
perawat ideal di mata masyarakat. Hidup perawat Indonesia!
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar